Prospek Budi Daya Kerang dan Keong di Indonesia
Budi daya perairan tidak hanya mencakup tentang budi daya ikan; melainkan juga mencakup pembudidayaan organisme akuatik lainnya misalnya udang, kepiting, rumput laut, kerang, dan keong. Dalam acara Aquaculture Fest Jilid 2 yang diselenggarakan oleh Prodi S1 Akuakultur FKP Universitas Negeri Surabaya, Ahli Malakologi dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi-BRIN, Ibu Nur Rohmatin Isnaningsih, S.Si., M.Si. mengenalkan ragam kerang dan keong di Indonesia yang memiliki prospek budi daya dan permintaan pasar terhadap komiditas ini juga tinggi.


Berbagai jenis kerang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain kerang hijau (Famili Mytilidae), kerang darah (Famili Arcidae), kerang-kerang Veneridae, tiram (Famili Oysteridae), serta scallop (Famili Pectinidae). Di antara jenis-jenis ini, kerang hijau (mussels) yang telah banyak dibudidayakan, berikutnya adalah kerang darah (Arcidae), namun untuk memenuhi kebutuhan pasar juga masih ada yang diambil dari alam.

Gastropoda atau keong juga merupakan moluska yang punya nilai ekonomis tinggi, misalnya siput mata tujuh (abalone), keong macan, kreco, dan juga kol nenek. Beberapa di antaranya tetah dibudidayakan misalnya abalone. Dalam paparannya, Bu Nur Rohmatin Isnaningsih juga menggarisbawahi pentingnya mengkaji moluska local, misalnya kerang kupang yang telah menjadi bahan kuliner khas di Kawasan Surabaya dan Sidoarjo.
